Stasiun Tanjung Karang

Stasiun Tanjung Karang (TNK) merupakan stasiun KA terbesar di Provinsi Lampung. Stasiun merupakan salah satu stasiun dalam jalur kereta api
yang menghubungkan Bandarlampung dengan Kota Palembang, Sumatera Selatan. Stasiun berketinggian +96 m ini merupakan pusat Sub Divisi Regional III.2 Tanjungkarang.

Sejarah Singkat
Lintasan kereta di Sumatera Selatan pertama kali dibangun sepanjang 12 kilometer dari Panjang menuju Tanjungkarang, Lampung. Jalur rel ini mulai dilalui kereta pada tanggal 3 Agustus 1914, yang kemudian dapat dijadikan acuan sebagai tahun mulai beroperasinya stasiun ini.

Selayang Pandang
KA penumpang yang saat ini beroperasi dari stasium Tanjungkarang adalah KA Sriwijaya (eksekutif dan bisnis) berangkat jam 21.00 WIB tujuan Stasiun Kertapati di Palembang dan KA Ekspres Rajabasa (ekonomi) berangkat jam 08.30 WIB tujuan Stasiun Kertapati. selain itu juga terdapat KRDI Seminung dan Way Umpu yang melayani jalur Bandarlampung-Kotabumi, Lampung Utara.
Namun untuk KA barang seperti batubara dan pulp, stasiun ini hanya melayani persilangannya saja, sebab bongkar muat barang dipusatkan di Stasiun Tarahan, yang berada di sebelah selatan Kota Bandar Lampung. Karena stasiun ini terhitung besar, maka seluruh KA barang (termasuk Babaranjang) berhenti normal di stasiun ini.
Dipo lokomotif Tanjungkarang yang terletak satu kompleks dengan stasiun Tanjungkarang ini, merupakan satu-satunya dipo lokomotif di Indonesia yang memiliki lokomotif CC202, CC205, CC203 berlivery hijau yang khas milik PT. Tanjung Enim Lestari (TEL). Di sebelah dipo lokomotif, terdapat dipo kereta penumpang yang sehari-sehari mengatur dan merawat rolling stock untuk dinasan kereta api penumpang.

Rincian Singkat Stasiun
Stasiun ini memiliki 4 jalur utama, dengan 1 sepur lurus (jalur 2) serta 3 sepur belok yaitu jalur 1, 3, dan 4. Jalur 2 merupakan jalur untuk KA yang berjalan langsung serta BBR isian yang harus bersilang (karena BBR isian merupakan KA prioritas dan tidak boleh masuk sepur belok), walaupun pada kenyataannya seluruh KA wajib berhenti di stasiun ini. Jalur 3 dan 4 digunakan untuk pemberangkatan dan kedatangan KA penumpang dan peronnya sudah peron tinggi untuk mempermudah penumpang naik ke dalam KA. Jalur 1 merupakan sepur belok panjang untuk bersilangnya KA barang. Awalnya jalur 1 memiliki panjang jalur yang hampir sama dengan jalur 4, tetapi diperpanjang hingga ke rumah sinyal km 14 (pos C).[2]
( id.wikipedia.org )